-
Tulisan Terakhir
Komentar Terbaru
noor fatiha pada Karena Bapak Saya Militer dan… reekoritonga pada Ibu Pulang Mr WordPress pada Hello world! Arsip
Kategori
Meta
Arsip Kategori: Cerpen
Ibu Pulang
Kringg!! Itu dering telepon kedelapan. Aku tahu pasti siapa peneleponnya. Nenek. Dia masih saja berusaha membujukku untuk pulang. Padahal jelas-jelas aku sudah mengatakan kepadanya kemarin bahwa Natal tahun ini aku tak pulang. Ya. Pulang. Rumah Nenek adalah rumah untuk pulang. … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Cerpen
1 Komentar
Topeng Nalar
Sudah tiga hari Nalar demam. Biasanya demamnya cepat hilang begitu dikompres air atau keningnya ditempeli irisan bawang merah. Kemarin neneknya sudah membawa dia ke Mak Moyong—dukun anak. Kata si dukun kena sawan. Tapi demamnya tak juga turun ketika ia dipaksa … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Cerpen
Meninggalkan komentar
Merah Pekat
Kenangan serupa lumpur yang mengendap di dasar sungai. Mengeras menjadi kerak menunggu hujan turun untuk mengangkatnya kembali menjadi satu dengan aliran air. Begitulah kenanganku tentang rumah benteng. Telah lama sosok rumah yang terletak di atas bukit di belakang rumahku, menjadi … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Cerpen
Meninggalkan komentar
Sinai
Sinai melintas di depanku. Ia terlihat menawan hari ini. Tubuhnya beraroma wangi chamomile dan apricot. Rambutnya dikepang dua. Mantel panjang warna coklat tua membungkus tubuh semampainya dari dinginnya malam. Parasnya yang bulat tampak berias. Mata gemintangnya dibingkai warna ungu pucat. … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Cerpen
Meninggalkan komentar
Mimpi untuk Dresden
Buku kecil bersampul kertas krep warna ungu pucat. Ada tiga nama tertulis di dalamnya. Urutan pertama yang akan kutemui dalam waktu seperempat jam. Kubuka kembali buku di genggamanku. Ingin kupastikan namanya tak tertukar dengan nama lainnya. Ryan, 27 tahun. Layar … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Cerpen
Meninggalkan komentar
Marionette
Kekasihku berasal dari laut. Kami berkenalan di suatu sore yang terang di pinggir laut yang kala itu mendamparkan air tawar. Ia terbungkus kemeja lengan pendek warna biru terang. Hampir sewarna dengan celana jeansnya. Bagian pantatnya terkena pasir saat berdiri menyalamiku. … Baca lebih lanjut
Dipublikasi di Cerpen
Meninggalkan komentar